Tetap Semangat Walau Usia Senja
“Tetap Semangat Walau Usia Senja” Sepenggal kata yang menggambarkan semangat seseorang yang masih gigih bekerja walau telah berada di usia senja, begitulah Ampiul. seorang kakek yang sangat tegar menghadapi kerasnya hidup. Meski ombak kehidupan menerjang ia tak akan menyerah. Ia tak akan menangis di hadapan manusia. Mungkin hanya kepadaNya-lah ia akan merintih dan meratap. Walau hanya seorang Pencari Kayu Bakar, ia sangat mensyukuri pemberian Tuhan. Sebuah keteladanan hidup yang patut kita renungkan.
Ampiul adalah seorang lelaki tua yang sehari-harinya bisa ditemui di Kebun Karet Desa Kandang. Lelaki yang tinggal di RT.03 Desa Kandang itu sebelumnya adalah seorang petani. Mungkin usianya sudah menginjak kepala tujuh atau mungkin lebih, kami hanya bisa memperkirakan usianya karena ketika kami menanyakan berapa usianya, kakek dari empat cucu itu sudah tidak ingat lagi berapa usianya sekarang. Karena alasan ekonomi sawah yang berperan penting untuk kehidupan keluarga ia jual. Dan sudah tiga tahun terakhir ini menekuni pekerjaan sebagai Pencari Kayu Bakar. Menjadikan Pencari Kayu Bakar sebagai pekerjaan satu – satunya tentu sangat berat jika dibayangkan. Dengan penghasilan antara dua puluh ribu sampai dengan dua puluh lima ribu per hari, suami dari Inem itu harus menjadi tulang punggung keluarga. Setiap hari bapak dua anak itu membanting tulang untuk hidup istri dan dua orang cucu yang diasuhnya. Sebenarnya tak hanya dua cucu yang menjadi tanggungannya, dua cucu yang lain dititipkan kepada ketua RT di lingkungannya karena tidak kuat membiayai. Cucu – cucu tersebut menjadi tanggungannya bersama sang istri karena anak – anaknya sibuk bekerja juga. Yang lebih membuat kami prihatin, ternyata hasil dari menjadi Pencari Kayu Bakar itu tidak tetap. Jika tak ada kayu bakar, lelaki tamatan salah satu SD Desa Kandang itu hanya bisa duduk seharian.
Kami mengira setiap hari kayu bakar itu selalu ada, tapi ternyata tidak. jika ada kayu bakar maka dapatlah ia berkerja untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari, namun jika tidak ada kayu bakar, maka tidak ada pula penghasilan pada hari itu. semua itu tergantung pada cuaca yang beranggin, jika ada ranting/kayu karet yang jatuh/patah, disitu lah ia bayak mendapatkan kayu bakar.
Jarak dari rumah menuju Perkebunan Karet Warga kurang lebih ada sekitar satu kilometer. Jarak yang lumayan jauh itu ditempuh dengan berjalan kaki. Dari pukul Delapan pagi sampai dengan pukul Empat sore, lelaki yang masih rajin puasa senin kamis itu dengan Semangatnya yang tak berkurang,walaupun usia tak lagi muda.
Ketika kami bertanya adakah keinginan beliau yang belum tersampaikan, beliau menjawab tidak ada. Mungkin karena tidak terlalu mengerti arah pertanyaan kami. Akhirnya kami berikan contoh, di usia senja seperti ini apa beliau tidak ingin melaksanakan rukun Islam yang ke lima atau mungkin punya keinginan lain. Lelaki asal Desa Kandang, Gurah itu menjawab sebenarnya ingin tapi keinginan itu agaknya harus dipendam karena masalah biaya.
Rasanya sepenggal cerita ini dapat menjadi cermin bagi kita untuk terus termotivasi untuk bersemangat menjalani hidup dan semangat untuk bekerja kepada masyarakat khususnya dalam bidang pemberdayaan yang diwujudkan melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan.
Semangat di usia senja |
Penulis - Izhar (PL Reguler Kec. Tebo Tengah)
0 komentar: